MOTIVASI
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subjek yang penting bagi manajer, karna menurut definisi manajer harus berkerja dengan dan melalui orang lain. Manajer perlu memahami orang-orang berprilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan organisasi. Motivasi bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang terlibat adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi peranan. Jadi, bila salah satu faktor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah, walaupun faktor-faktor lainnya tinggi.
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motifavi (motivation) atau motif, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Hal ini akan digunakan istilah motivasi, yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Berbagai Pandangan Tentang Motivasi Dalam Organisasi
Perkembangan teori manajemen juga mencakup model-model atau teori-teori motivasi yang berbeda-beda. Berikut ini akan dibahas tiga diantara model-model motivasi dengan urutan atas dasar kemunculannya, yaitu:
A. Model Tradisional
Model ini menginsyaratkan bahwa manajer menentukan bagaimana pekerjaan-pekerjaan harus dilakukan dan digunakan sistem pengupahan intensif untuk memotivasi para pekerja - lebih banyak berproduksi, lebih banyak menerima penghasilan.
B.
Model Hubungan Manusiawi
Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada pekerjaannya adalah juga penting dan bahwa kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat pengulangan adalah faktor-faktor pengurangan motivasi. Mereka juga percaya bahwa manajer dapat memotivasi bawahan melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
Sebagai hasilnya, para karyawan diberi berbagai kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dalam pekerjannya.
C.
Model Sumber Daya Manusia
Para teoritisi seperti McGregor dan Maslow, dan para peneliti seperti Argyris dan Likert, melontarkan kritik kepada model hubungan manusiawi. Model ini menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak faktor- tidak hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi juga bekebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti. Mereka beralasan bahwa kebanyakan orang yang terlah dimotivasi untuk melakukan pekerjaan secara baik dan bahwa mereka tidak secara otomatis melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang tidak dapat menyenangkan.
Jadi, para karyawan dapat diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan-keputusan dan pelaksanaan tugas-tugas.
Teori-Teori Motivasi
Teori-teori motivasi dapat diklarifikasikan menjadi tiga kelompok petunjuk, isi dan proses.
A.
Teori Petunjuk (Prescriptive Theories)
Mengemukakan bagaimana memotivasi para karyawan. Teori-teori ini didasarkan atas pengalaman coba-coba.
B.
Teori Isi (Contect Theories)
Disebut teori kebutuhan (Need Theories), adalah bekenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi.
Teori-teori ynag sangat terkenal, diantaranya :
1. Hirarki kebutuhan dari psikolog, Abraham H. Maslow
2. Freederick Herzberg dengan teori motivasi pemeliharaan atau
motivasi higienis
3. Teori Prestasi dari penulis dan peneliti David McClelland.
C. Teori proses (Process Theries)
Bagaimana perilaku dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan aspek “Bagaimana” dari motivasi. Teori yang termasuk kategori teori-teori proses adalah :
1. Teori pengharapan
2. Pembentukan perilaku ( operant conditioning)
3. Teori porter-lawler
4. Teori keadilan
Teori-teori isi
Teori isi dari motivasi memusatkan perhatiannya pada pertanyaan : apa penyebab-penyebab perilaku terjadi dan berhenti ?.
1. kebutuhan-kebutuhan,motif-motif atau dorongan-dorongan yang
mendorong , menekan , memacu, dan menguatkan karyawan untuk
melakukan kegiatan.
2. Hubungan-hubungan para karyawan dengan faktor-faktor eksternal
(insentif) yang menyarankan, menyebabkan, mendorong, dan
mempengaruhi mereka untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Teori isi menekankan pentingnya pengertian akan faktor-faktor internal individu tersebut, kebutuhan atau motif yang menyebabkan mereka memilih kegiatan,cara dan perilaku tertentu untuk memuaskan kebutuhan yang di rasakan.
Faktor-faktor eksternal: seperti gaji, kondisi kerja , hubungan kerja, dan kebijaksanaan perusahaan tentang kenaikan pangkat, delegasi wewenang, dan sebagainya, memberikan nilai atau kegunaan untuk mendapatkan perilaku karyawan yang positif dalam usaha pencapaian tujuan organisasi.
Teori-Teori Proses
Teori proses berkenaan dengan bagaimana perilaku timbul dan dijalankan. Teori-teori proses yang akan di bahas :
1. teori pengharapan
2. Pembentukan perilaku
3. Teori porter-lawler
4. Teori keadilan
A.
Teori Pengharapan
Konsep ini berhubungan dengan motivasi dimana individu di perkirakan akan menjadi pelaksana dengan prestasi tinggi bila mereka melihat :
1. suatu kemungkinan (probabilitas) tinggi bahwa usaha-usaha mereka
akan mengarahkan ke prestasi tinggi
2. Suatu probabilitas tinggi bahwa prestasi tinggi akan mengarah ke
hasil-hasil yang menguntungkan
3. Bahwa hasil-hasil tersebut akan menjadi, pada keadaan keseimbangan,
penarik efektif bagi mereka.
Teori pengharapan menyatakan bahwa menyatakan bahwa perilaku kerja karyawan dapat dijelaskan dengan kenyataan: para karyawan menentukan terlebih dahulu apa perilaku mereka yang dapat di jalankan dan nilai yang di perkirakan sebagai hasil-hasil alternatif dari perilakunya.
Contoh , bila seseorang karyawan mengharapkan bahwa menyelesaikan pekerjaan pada waktunya akan memperoleh penghargaan, maka ia akan termotivasi untuk memenuhi sasaran tersebut.
B.
Teori keadilan
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan antara :
1. masukan-masukan yang mereka berikan pada pekerjaannya dalam
bentuk pendidikan , pengalaman, latihan dan usaha.
2. Hasil-hasil ( penghargaan-penghargaan) yang mereka terima , seperti
juga mereka membandingkan balas jasa yang di terima karyawan lain
dengan yang di terima dirinya untuk pekerjaan yang sama.
Keyakinan , atas dasar pembandingan , tentang adanya ketidakadilan dalam bentuk pembayaran kurang atau lebih , akan mempunyai pengaruh pada perilaku dalam pelaksaan kegiatan .
Ketidakadilan ini akan di tanggapi dengan bermacam-macam perilaku yang berbeda,misal dengan menurunkan prestasi ,mogok , minta berhenti,dan sebagainya. Bagi manajer , teori keadilan memberikan implikasi bahwa penghargaan sebagai motivasi kerja harus di berikan sesuai yang di rasa adil oleh individu-individu yang bersangkutan .
Motivasi adalah lebih dari sekedar teknik-teknik
Manajer dapat membeli waktu karyawan:manajer dapat membeli kemampuan fisik karyawan,dan sebagainya: tetapi manajer tidak dapat membeli antusiasme, inisiatif, kesetiaan,penyerahan hati, jiwa dan akal budinya. Manajer harus memperoleh hal-hal tersebut.
Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai sistem,yang mencakup sifat-sifat individu ,pekerjaan,dan situasi kerja,dan memahami hubungan antara intensif, motivasi dan produktivitas,mereka akan mampu memperkirakan perilaku bawahan.
Link Youtube : https://youtu.be/pJEza6SkWZU